"Benar.
Otot-ototnya menegang sangat kencang, jauh melebihi kekakuan mayat biasa.
Dikombinasikan dengan kernyitan wajahnya, senyum Hippokcrates ini, atau risus sardonicus, sebagaimana istilah
penulis-penulis lama, keseimpulan apa yang melintas dalam benakmu?"
Begitu
pertanyaan dr. Watson kepada sahabatnya, detektif ternama Sherlock Holmes ketika menyelidiki
kasus mayat tanda empat. Kalau Holmes adalah wong kagetan, atau orang yang gampang terkejut, pasti akan kagum
seraya menyebut nama Tuhan berulang kali ketika melihat mayat itu.
"Itu
adalah mayat ahli surga yang sedang disambut 72 bidadari, Watson," mungkin
begitu jawab Holmes. Itu tanda mayat para syuhada yang mati di jalan Tuhan,
menegakkan agama Tuhan. Senyum itu melambangkan dia diterima Tuhan dengan
tangan terbuka di surgaNya.
Sayangnya
tidak. Holmes lebih mempercayai hasil pemeriksaan Watson. Dokter itu berkilah,
kematian mayat akibat alkaloid sayuran yang sangat kuat. Bahannya berbasis
mirip strychine yang mengakibatkan
tetanus. Ya, tetanus penyakit yang salah satu gejalanya adalah risus
sardonicus.
Saya
tentunya sangat malas membahas tentang tetanus karena bukan Watson, ya, karena
saya bukan dokter. Nanti dikira keminter.
Tapi begini, penjelasan mudah tentang risus sardonicus, atau Watson menyebutnya senyum Hippokcrates. Tetanus menyebabkan kejang di otot muka, alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik keluar dengan bibir yang tertekan kuat. Voila, timbulah wajah yang tersenyum.
Tapi begini, penjelasan mudah tentang risus sardonicus, atau Watson menyebutnya senyum Hippokcrates. Tetanus menyebabkan kejang di otot muka, alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik keluar dengan bibir yang tertekan kuat. Voila, timbulah wajah yang tersenyum.
Dan
penyebab tetanus, tentunya adalah luka akibat benda tajam yang berkarat. Luka
juga bisa karena peluru, jarum, paku, pisau, gigitan hewan, atau duri sekalipun
yang bercampur dengan bakteri tetanus yang ada di tanah, debu, atau tempat
kotor lain.
Jadi, waspadalah para jomblo ngenes, hati yang berkarat, sering terluka karena penolakan dan kumuh akibat tak terawat, juga bisa menyebabkan tetanus. Kelak engkau akan meninggalkan dunia ini dengan tersenyum meski hatimu merintih. Ini becanda, tapi boleh dianggap serius.
Jadi, waspadalah para jomblo ngenes, hati yang berkarat, sering terluka karena penolakan dan kumuh akibat tak terawat, juga bisa menyebabkan tetanus. Kelak engkau akan meninggalkan dunia ini dengan tersenyum meski hatimu merintih. Ini becanda, tapi boleh dianggap serius.
Fokus.
Kembali soal mayat, kalau jenazah Santoso, atau pelaku pengeboman, atau
teroris, atau syuhada, atau mujahid, atau teserah orang mau menyebutnya apa,
dalam keadaan tersenyum, Sherlock Holmes tentu akan berkata salah satu penyebab
kematiannya adalah tetanus. Luka peluru bercampur debu atau tanah di hutan tak
menutup kemungkinan terhinggapi bakteri clostridium
tetani.
Dia
tak bisa menyebut mereka ahli surga. Holmes memang tak berhak menentukan karena
surga neraka itu hak prerogatif Tuhan. Nanti perhitunganya di akhirat bukan
sekarang.
Mungkin
banyak ustadz-ustadz yang keukeuh sumekeh bilang kalau mayat tersenyum adalah
tanda masuk surga. Mau mengikuti beliau-beliau ya monggo. Kalau saya sih tidak percaya ustadz-ustadz itu, saya
percayanya sama Tuhan saja.
Holmes
pecandu kokain, namun ternyata nalarnya masih bisa dipakai. Meski di dunia
nyata sulit menemukan pecandu yang rasional. Candu sering merusak otak,
termasuk candu agama. Tapi masak yang kecanduan agama kalah rasional dibanding
Holmes yang kecanduan kokain. Makanya, agama jangan dijadikan candu tapi jalan
menuju Tuhan.**
Sumber foto: BBC