Friday, March 9, 2018

Pegadaian, Mengatasi Masalah Tanpa Masalah, Benarkah?

Pengalaman pertama gadai emas di Pegadaian Syariah



Alkisah kebutuhan modal dagang kopi, kami akhirnya memutuskan gadai satu keping emas ukuran 5 gram. Cari informasi, dan kemudian memilih di Pegadaian Syariah. Alasannya sederhana, dekat rumah dan depan klinik kesehatan tempat suami kemarin rawat jalan.

Jadi sekali dayung, dua tiga pulau terlewati. Sekali  jalan, klaim AXA dan gadai emas dilalui. Di pas-pas-in idiomnya, Kakak.

Perkiraanku, urusan ini bakal memakan waktu yang lama. Ternyata tidak, saudara-saudara. Tak sampai 30 menit, urusan kelar.

Pertama, bawa barang yang digadai dan KTP. Kedua isi formulir dan tulis alamat tempat tinggal saat ini. Kebetulan, alamat KTP  dan tempat tinggal berbeda.

Ketiga, petugas akan menaksir harga barang yang kita bawa. Untuk emas 5 gram, harga jual cuma Rp 2,7 juta, jadi ditaksir 2,55  juta, berkisar 94%. Aku nego, ternyata tak bisa dinaikkan. Ya siapa tahu ya, bisa dapat 2,6 juta atau 100 persen lah.

Informasi lain, tenor pelunasan empat bulan dengan jasa titip emas Rp 19.400 per 10 hari. Tenornya bisa diperpanjang bila nanti setelah empat bulan, kamu tidak bisa melunasi. Cicilan suka-suka asal empat bulan. Kalau mau diperpanjang, jasa titipnya juga mesti diperpanjang.

Selama menunggu proses, aku yang tukang nguping ini mendengar sejumlah pelanggan atau penggadai-- whatever-lah sebutannya-- berkomunikasi dengan petugas. Ternyata, HP Xiomi tidak bisa dijaminkan. Aku tak tahu, apakah ini berlaku untuk HP buatan China dan Taiwan laiinya.

Emas perhiasan kadar minimalnya 35 persen, di bawah itu tidak bisa. "Jadi mending, kalau ada rezeki beli emas batangan saja," kata seorang perempuan yang saking terobsesinya dengan yang batangan, dia menolak perhiasan untuk dijadikan mahar, lebih memilih yang batangan dan didapat dari Antam. Kok tahu, karena perempuan itu aku.

Selang beberapa kemudian, petugas memanggil untuk serah terima duit. Biaya administrasinya sekitar Rp 35.000. Dia nanya, mau dibayar langsung atau dipotong pas serah terima. Cicilan ini bisa dibayarkan di Pegadaian Syariah tempat kita gadai atau di Pegadaian Syariah lainnya.

Bisa transfer via bank, ga, Pak. "Sayangnya belum bisa, Bu." Pelangganpun kecewa.

Informasi lain, kita bisa terima duitnya via transfer bank. Namun karena aku lemah dengan duit cash, ya sudah, langsung raup itu uang di depan mata.  Maaf, lupa nanya, bank apa yang bisa digunakan.

Sebagai "orang yang mau tahu", julukan sewaktu kuliah di Surabaya, aku tanya soal cicilan emas. Ternyata kalau kita beli nyicil emas di Pegadaian, itu barang diambil langsung dari Antam. Harganya sama kayak emas Antam ditambah dengan jasa titip kita selama itu belum lunas.

Iseng nanya, bisa tidak kalau beli cash di Pegadaian. Lumayan kan, daripada mesti ke Pulogadung atau TB Simatupang nambah biaya transport, mending beli di sini kalau harganya sama. Ternyata tidak! Pelangganpun kecewa lagi.

Nah, itu pengalaman gadai emas di Pegadaian Syariah. Disclaimer, info ini belum tentu akurat kalau gadainya di Pegadaian umum atau yang digadaikan bukan emas batangan. Info ini juga sama sekali bukan endorsan dari pegadaian. Nyadar dirilah, blog-nya belum sampai jadi influencer.

Sekian dan terima kasih.

Sumber foto: Antam (Semoga dalam waktu lima tahun sudah punya emas sebanyak itu)

Thursday, March 8, 2018

January & February, Happy!!



Niatnya mau nulis journal syukur setiap awal bulan untuk mereview sebulan sebelumnya. Eh ternyata terlambat satu bulan lebih delapan hari. Alhasil, hidup terasa berat dan tak nikmat.

Dampak buruk keterlambatan ini juga menyebabkan beberapa kejadian positif di dua bulan Januari dan Februari terlupa atau menghambar. Padahal kalau dituliskan, perasaan bahagia tentu akan meluap dan bertahan lebih lama. Karena terpenting adalah mempertahankan syukur daripada sering mengutuki kenaasan kita.

Mari kita mulai untuk bulan Januari.

1. Januari ini bulan yang sangat menyenangkan karena rezeki melimpah ruah. Alhamdulilah. Saking melimpahnya, cicilan spp kuliah sampai terbayarkan 80 persen.

2. Bulan Januari ini wisata kuliner ini jalan terus. Pernah mencoba makanan bebek enak milik tetangga. Kelihatannya ini bakal menjadi langganan karena bebeknya tidak anyir.

3. Mewujudkan media maju satu langkah. Aku menemukan partner yang mana dan tak bukan adalah teman kuliah. Ini patut disyukuri karena begitu susahnya mencari rekan kerja yang di awal tak perlu dibayar dulu. Yes.

4. Dapat membayar semua cicilan dengan baik tanpa was-was. Ini tentu patut disyukuri.

5. Seorang senior mau membantu mencarikan rekomendasi dari salah satu anggota dewan. Semoga ini bisa benar-benar terwujud. Saya harap kuliah selama 3 semester ke depan tidak perlu bingung soal SPP.

Februari, kesenangan tetap berlanjut
1. Sisa pendapatan di bulan Januari bisa menutup pengeluaran di bulan Februari. Ini tentu patut disyukuri karena selama dua bulan, tidak ada pekerjaan dan penghasilan yang masuk.

2. Mendengar kabar Adin lulus kuliah di awal bulan ini. Semoga dia lekas mendapatkan pekerjaan yang tepat. Sementara, dia juga membantu mengerjakan tugas kuliah dengan rincian sekitar 50.000 per karya. Bapak juga merestui kalau dia pergi keluar kota. Artinya, inilah saatnya aku pulang.

3. Jualan kopi dengan omset di atas satu juta selama bulan Februari. Ukuran masih kecil, tapi setidaknya ini membantu kami tetap mengapung di bulan Maret. Semoga di bulan Maret, omset bisa mencapai 5 juta per bulan.

4. Pekerjaan di KPI dimulai. Kabar baik, artinya akan mendapatkan pemasukan untuk bulan-bulan ke depan.

5. Selama bulan Januari dan Februari, banyak serial di Fox Live yang menyadarkan betapa pentingnya keluarga bagi kita. Dan tentunya menambah hiburan.

Tuhan, terima kasih atas kasih (rahmat) yang telah Kau berikan. Bantu aku selalu bersyukur dan tetap mengapung di bulan ini.

Aku ingin mencapai tiga hal saja di bulan Maret.
1. Segala urusan kuliah, pekerjaan, dan rumah tangga lancar di bulan ini. Termasuk bayar cicilan terakhir SPP dan kewajiban rumah tangga di bulan Maret.
2. Keluarga sehat, suami, orang tua, dan mertua.
3. Dipenuhi kebahagiaan yang melimpah.