Thursday, May 25, 2017

Ketika Sherlock Holmes Memeriksa Jenazah Santoso



"Benar. Otot-ototnya menegang sangat kencang, jauh melebihi kekakuan mayat biasa. Dikombinasikan dengan kernyitan wajahnya, senyum Hippokcrates ini, atau risus sardonicus, sebagaimana istilah penulis-penulis lama, keseimpulan apa yang melintas dalam benakmu?"

Begitu pertanyaan dr. Watson kepada sahabatnya, detektif  ternama Sherlock Holmes ketika menyelidiki kasus mayat tanda empat. Kalau Holmes adalah wong kagetan, atau orang yang gampang terkejut, pasti akan kagum seraya menyebut nama Tuhan berulang kali ketika melihat mayat itu.

"Itu adalah mayat ahli surga yang sedang disambut 72 bidadari, Watson," mungkin begitu jawab Holmes. Itu tanda mayat para syuhada yang mati di jalan Tuhan, menegakkan agama Tuhan. Senyum itu melambangkan dia diterima Tuhan dengan tangan terbuka di surgaNya.

Sayangnya tidak. Holmes lebih mempercayai hasil pemeriksaan Watson. Dokter itu berkilah, kematian mayat akibat alkaloid sayuran yang sangat kuat. Bahannya berbasis mirip strychine yang mengakibatkan tetanus. Ya, tetanus penyakit yang salah satu gejalanya adalah risus sardonicus.

Saya tentunya sangat malas membahas tentang tetanus karena bukan Watson, ya, karena saya bukan dokter. Nanti dikira keminter

Tapi begini, penjelasan mudah tentang risus sardonicus, atau Watson menyebutnya senyum Hippokcrates. Tetanus menyebabkan kejang di otot muka, alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik keluar dengan bibir yang tertekan kuat. Voila, timbulah wajah yang tersenyum.

Dan penyebab tetanus, tentunya adalah luka akibat benda tajam yang berkarat. Luka juga bisa karena peluru, jarum, paku, pisau, gigitan hewan, atau duri sekalipun yang bercampur dengan bakteri tetanus yang ada di tanah, debu, atau tempat kotor lain. 

Jadi, waspadalah para jomblo ngenes, hati yang berkarat, sering terluka karena penolakan  dan kumuh akibat tak terawat, juga bisa menyebabkan tetanus. Kelak engkau akan meninggalkan dunia ini dengan tersenyum meski hatimu merintih. Ini becanda, tapi boleh dianggap serius.

Fokus. Kembali soal mayat, kalau jenazah Santoso, atau pelaku pengeboman, atau teroris, atau syuhada, atau mujahid, atau teserah orang mau menyebutnya apa, dalam keadaan tersenyum, Sherlock Holmes tentu akan berkata salah satu penyebab kematiannya adalah tetanus. Luka peluru bercampur debu atau tanah di hutan tak menutup kemungkinan terhinggapi bakteri clostridium tetani.

Dia tak bisa menyebut mereka ahli surga. Holmes memang tak berhak menentukan karena surga neraka itu hak prerogatif Tuhan. Nanti perhitunganya di akhirat bukan sekarang.

Mungkin banyak ustadz-ustadz yang keukeuh sumekeh bilang kalau mayat tersenyum adalah tanda masuk surga. Mau mengikuti beliau-beliau ya monggo. Kalau saya sih tidak percaya ustadz-ustadz itu, saya percayanya sama Tuhan saja.


Holmes pecandu kokain, namun ternyata nalarnya masih bisa dipakai. Meski di dunia nyata sulit menemukan pecandu yang rasional. Candu sering merusak otak, termasuk candu agama. Tapi masak yang kecanduan agama kalah rasional dibanding Holmes yang kecanduan kokain. Makanya, agama jangan dijadikan candu tapi jalan menuju Tuhan.**

Sumber foto: BBC

Monday, May 22, 2017

Adakah Doa yang Seindah Ini?

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata

Me: Sabbe satta bhavantu sukhitata, ini bahagia. adakah doa yang seindah ini di agama kita?

Him: ada, robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina adza bannar

Me: aku rasa tidak, doa keselamatan dunia akhirat itu cuma buat kita sendiri, kelompok kita sendiri.


Him: kata siapa, itu kan perasaanmu saja.

Me: Tidak, coba diterjemahkan, Sabbe satta bhavantu sukhitata artinya semoga seluruh makhluk hidup di dunia. Tidak perduli agamanya apa, rasnya apa, bangsanya apa, semua didoakan agar bahagia.
Sementara Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina adza bannar , hanya mendoakan "kami" artinya kita dan kelompok kita, bukan kelompok lain.

Him: Sudahlah, berdoa saja dengan bahasa apapun asal niatmu baik. Kalau masih mempertanyakan, artinya kamu belum tuntas sama agama yang kamu pilih sendiri. Sudah jangan ditanyakan lagi.

Me: jadi tak masalah kan kalau aku mengucap kalimat itu setelah selesai salat?

Him: 'tak menjawab dan berlalu'

Sejak itu munculah perasaan merana. Sampai sekarang saya tak menemukan jawaban yang tepat. Seraya memendam kesedihan di dalam hati, saya merapal kalimat itu setiap nelangsa melihat penderitaan orang lain apapun atribut yang dia sandang.

Sabbe satta bhavantu sukhitata, semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Jadi, adakah doa seindah ini.


Sumber gambar: Muslimah.co

Monday, May 8, 2017

Mengapa Lagu Bikin Kita Baper?

Pernah dengar sebuah lagu yang membuat kita terbawa perasaan? Hampir semua orang pasti pernah merasakan seperti itu. 
Dan ternyata ini ada penelitian. Saya lansir dari studi seorang ilmuan saraf dan otak bernama Jaak Panksepp. Bisa digoogle dengan kata kunci "The neuroscience of emotion in music ", bentuknya pdf.


Intinya seperti ini, penelitian mengungkapkan musik mampu menstimulasi inti otak sehingga melepaskan hormon dopamin. Hormon ini membuat kita senang dan nyaman. 
Kadar dopamin akan meningkat tajam saat mendengar lagu-lagu favorit. Toh rumus ini berlaku pula untuk lagu-lagu sedih. Hingga munculah istilah baper.
Tapi tenang saja, Saudara. Menurut Pankseep, lagu sedih tapi ngena di hati justru memberi efek positif, membuat orang yang menyukainya lebih tenang. Jadi jika Anda punya lagu favorit yang memunculkan perasaan tertentu dan membuat nyaman, sebenarnya Anda akan lebih bahagia. 
Nah, berhubung ini adalah blog pribadi yang kurang afdhol tanpa ada cuhatan pemiliknya, saya akan bercerita tentang sebuah lagu yang bikin baper. Sejak remaja sampai sekarang dewasa meski tetap muda, saya punya lagu yang disukai secara periodik. 
Perasaan saya berada di titik rendah saat harapan punya anak belum kunjung terkabul. Saking sedihnya, saya bisa menitikkan air mata. 
Tapi dengan lagu ini, perasaan di hati cenderung lebih lempeng dan jadi tak sedih-sedih amat. Istilahnya mulai beralih ke "segera dikasih ya alhamdulilah tapi kalau belum ya sudah". 
Saat perasaan pengen punya anak muncul, saya akan menyanyikan lagu ini kencang-kencang. Setelah itu, emosi saya mulai membaik dan berpikir positif untuk berjuang kembali. Istilahnya hasrat pengen hamil yang tak segera tercapai sudah tidak menyakiti saya lagi.  
Lagu itu berjudul "Sementara" dari Float. Untuk lebih detailnya bisa didengarkan dari sini https://www.youtube.com/watch?v=iU_xn_2-_B0
Sedangkan liriknya sebagai berikut:
Sementara teduhlah hatikuTidak lagi jauhBelum saatnya kau jatuhSementara ingat lagi mimpiJuga janji janjiJangan kau ingkari lagi
Percayalah hati lebih dari iniPernah kita laluiJangan henti disini
Sementara lupakanlah rinduSadarlah hatiku hanya ada kau dan akuDan sementara akan kukarang ceritaTentang mimpi jadi nyataUntuk asa kita ber dua
Percayalah hati lebih dari iniPernah kita laluiTakkan lagi kita mesti jauh melangkahNikmatilah laraJangan henti disini
Nikmatilah lara untuk sementara saja
**Dan syukurnya, suami saya juga suka lagu ini. Akhirnya kalau saya sedang nyanyi "Nikmatilah lara" dia akan menjawab "Untuk sementara saja". Lantas kami akan bernyanyi bersama.
Jadi apa lagu favorit anda yang bikin baper?  


Sumber foto: Shutterstock, bukan saya dan suami karena kami tak seramping itu.