Saturday, December 17, 2016

Lima Film Korea yang Sukses Bikin Nangis

Pernah merasakan suatu kesedihan yang teramat sangat hingga menangis pun tak bisa? Saya pernah. Maret 2010, setelah ibu meninggal di usia 49 tahun kurang satu bulan. Di saat almarhumah dikuburkan, banyak orang yang menganggap saya begitu tabah karena tak sedikitpun meneteskan air mata.

Padahal tidak, justru berduka saat itu. Hari-hari setelahnya, saya jalani tanpa emosi. Tak hanya menangis, saya tak bisa tertawa, juga tak bisa marah. Semuanya begitu datar. Sampai berminggu-minggu, tak ada setetespun gejolak emosi. Ini tentu sangat tak sehat.

Nyatanya, tak bisa menangis justru berbahaya. Terlalu banyak hormon kortisol menumpuk bisa mempengaruhi berbagai organ tubuh seperti jantung, sistem saraf pusat, ginjal, dan reproduksi. Menurut laman Netdoctor, menangis adalah obatnya.

Menangis bisa membantu melepaskan emosi dan membuat lebih bahagia. Air mata menolong kita mengeluarkan racun dan membersihkan hidung. Studi juga menyebutkan menangis ampuh menurunkan tekanan darah dan detak jantung.

Prihatin dengan saya yang tak bisa menangis, seorang sahabat memberikan dua film yang bisa menguras air mata. Satu film Jepang, dan lainnya dari Korea yang berjudul The Moment At The Remember.

Dua film itu sukses membuat saya menangis sesenggukan dan menjalani hari dengan normal. Film-film itu kembali saya putar ketika ingin meluapkan emosi. Setelah menangis, saya kembali siap menghadapi hari.

Ya, seperti judul di atas, film-film Korea memang berhasil mengaduk-aduk emosi. Kadang tertawa, sering tersedu-sedu. Berikut ini beberapa film yang pernah saya tonton dan sukses membuat terisak.

Tentu saja, penilaian ini sangat subjektif. Saya sengaja mengurutkan berdasarkan tingkat derasnya rinai-rinai air mata dan sedu sedan kala menyaksikan.

5. Hello Ghost

Hello Ghost bercerita tentang seorang pengangguran bernama Sang Man, dilakonkan apik oleh Cha Tae-Hyun seperti biasanya. Dia berulang kali melakukan percobaan bunuh diri namun selalu gagal. Di usaha terakhir, Sang Man malah bisa melihat hantu. Empat hantu yang mengganggunya seorang anak kecil yang nakal, ibu cengeng, bapak perokok berat, dan kakek mesum.

Kesal diganggu hantu, Sang Man pergi ke dukun. Ternyata keempat hantu itu adalah arwah penasaran. Dukun menyuruh Sang Man menuruti semua keinginan para hantu agar mereka tenang dan tak merisaknya lagi.

Ceritanya kocak membuat kita terbahak. Tapi jangan salah, sebuah alasan di akhir cerita justru membuat nangis sesenggukan.


4. Hearty Paws


Seorang anak 11 tahu bernama Chan-Yi (Yu Seong-Ho) tinggal berdua dengan adiknya So-i (Kim Hyang Ki) setelah ibu mereka pergi ke kota. Ayahnya sudah meninggal, paman dan bibinya sesekali menjenguk. Seekor anjing dicuri untuk dijadikan hadiah ulang tahun adiknya.

Paman bibinya ternyata harus pindah. Sebelum pergi, bibinya memberikan alamat sang ibu namun mereka menolak menemuinya. Toh ibunya sudah hidup bahagia dengan laki-laki lain.

Rentetan tragedi dari yang meneydihkan hingga mengharukan berhasil menguras air mata. Konflik dan akhir cerita benar-benar membuat kita nelangsa.

3. Ba-Bo: A Miracle of A Giving Fool

Menceritakan seorang laki-laki yang bernama Sung Ryong yang diperankan oleh Cha Tae-Hyeon. Ia menderita keterbelakangan mental disebabkan keracunan asap arang. Anak tersebut tinggal bersama keluarganya disebuah desa kecil yang tenang.
Setelah ayah dan ibunya meninggal, ia hanya tinggal berdua bersama seorang adik perempuannya Jee-In yang masih duduk dibangku SMA. Akibat penyakitnya itu, ia hanya memiliki keterampilan membuat roti panggang. Demi menjaga adiknya, Sung Ryong memilih berjualan di dekat sekolah. Tapi itu justru membuat Jee In kesal karena malu dengan kondisi kakaknya.

Cha Te-Hyeon memang luar biasa. Film drama, komedi, sampai yang action berhasil dia 'makan' dengan nikmatnya. A Miracle of A Giving Fool mengajari kita kerja keras, mencintai keluarga, dan tetap berbuat baik kepada sesama.

2. A Moment To  Remember

Bagaimana perasaan kita ketika orang yang kita cintai mengidap alzhimer dan perlahan melupakan kita. Itulah yang dialami Choi Chul So (Jung Woo Sung). Istrinya, Kim Su Jin (Son Ye Jin), tiba-tiba menjadi pelupa. Lupa jalan pulang, lupa teman, bahkan perlahan lupa dengan suaminya sendiri.

The Moment At The Remember selalu membuat saya menangis setiap kali menontonnya. Sosok seperti Chul So tentu membuat semua perempuan menginginkannya sebagai suami. Salah satu adegan yang menyentuh adalah saat Su Jin pipis sambil berdiri dan mengotori lantai di hadapan orang tuanya.

"Di a istriku. Akulah yang akan mengurusnya," kata Chul So. Dengan sabarnya, Chul So melepas pakaiannya untuk membersihkan kaki istrinya seraya menolak tawaran mertuanya yang menyuruh meninggalkan Su Jin.

Adegan itu mengingatkan saya pada peristiwa serupa saat bapak membersihkan kaki dan lantai saat ibu tak bisa menahan buang air kecil. Sambil menangis, ibu menyuruh bapak menikah lagi kalau misalnya dia sudah tiada. Tapi hingga kini bapak masih sendiri.

Ada satu ucapan Su Jin yang layak kutip, "Memaafkan itu hanyalah memberikan sedikit ruang pada rasa benci." Kalimat ini diucapkan ketika Su Jin meminta suaminya memaafkan ibu kandung yang membuang Chul So saat masih kecil.

Siapkan segepok tisu saat menonton film ini. Jangan baper, susah menemukan suami seperti Chul So. "Aku bertemu denganmu sebab aku pelupa. Aku meninggalkanmu sebab aku pelupa. Kau hal terindah yang pernah terjadi padaku."

1. Miracle In Cell No. 7

Dan juara bikin nangis kejer adalah Miracle In Cell No. 7.  Lee Yong Gu (Ryu Seung Ryong), seorang ayah yang keterbelakangan mental dituduh memperkosa dan membunuh anak kecil. Karena masuk penjara, Lee Yong Go harus meninggalkan anak perempuannya sendirian bernama Yesung (Kal So-Won). Namun putrinya yang tak mau ditinggal berusaha melakukan berbagai cara untuk bisa masuk penjara supaya bisa selalu bersama ayahnya.

Park Shin Hye yang menjadi Yesung dewasa berusaha menyelamatkan nama baik ayahnya. Sebagai pengacara, dia berusaha membuktikan ayahnya tak bersalah. Berhasil?

Menonton film ini seperti naik roller coaster. Sebentar tertawa tergelak, sebentar nangis terisak-isak. Kata-kata seperti "Yesung, jangan lupa minum vitamin," saja sudah membuat saya mewek ga karuan. Chemistry antara ayah dan anak memang terjalin baik.

Nah, itu tadi deretan film yang sukses menyebabkan air mata membanjir. Kamu yang laki-laki, tak perlu malu mewek di depan layar. Yakinlah, menangis itu membuat hati lebih tenang setelahnya.**


Wednesday, December 14, 2016

Headshot, Ra's Al Ghul atau Darth Vader?



Sabtu pekan lalu, 10 Desember 2016, setengah bersungut-sungut saya menerima ajakan suami nonton Headshot di pusat perbelanjaan di Cibinong, Bogor. Entahlah, saya kurang minat dengan film itu.

"Iko Uwais, pasti bagus," rayunya. Maklum, dia penggemar laga dan Iko Uwais. Mestinya saya melarang Bapak pulang ke Kediri. Bapak dan menantu pecinta film setipe.

Okay, baiklah. Mari melangkah ke teater dan membeli tiket. Kurang 40 menit pertunjukan, kami mendapatkan barisan G. Deretan C favorit kami tampaknya sudah diduduki.

Singkat cerita, begini sinopsis Headshot yang saya kutip dari situs 21cineplex.com.

Pemuda misterius bangun tersentak dari keadaan koma selama berbulan-bulan, dirawat hingga pulih oleh seorang murid kedokteran bernama Ailin ketika ditemukan sekarat dengan sebuah luka tembakan di kepala. Seperti sebuah kelahiran baru dan, menyadari pemuda ini telah kehilangan ingatan dan indentitas dirinya, Ailin menamakan pemuda tersebut Ishmael.

Keduanya langsung menjadi dekat tanpa menyadari bahwa dibalik kedamaian sesaat tersebut bahaya mengintai. Hidup mereka dalam waktu dekat akan berbenturan dengan geng kriminal berbahaya yang dipimpin oleh seorang pemimpin misterius yang dikenal hanya dengan sebutan Lee.

Ishmael mulai mamahami identitas asli dirinya yang sangat erat berkaitan dengan para kriminal, dimana Ailin diculik dengan kejam. Bertekad untuk menyelamatkan wanita yang telah memberikannya kehidupan baru, Ishmael tidak punya pilihan selain menghadapi masa lalunya. Namun dengan semua konfrontasi kekerasan yang membuat Ishamel menghadapi ingatan yang membawanya selangkah lebih dekat dengan masa lalu kelam yang sebenarnya, kepribadian yang mematikan terbangun di dalam dirinya mulai menguak siapa Ishmael sebenarnya.

Lebih detailnya saksikan sendiri. Saya agak malas memberikan sop iler alias spoiler di tulisan ini. Sekarang, mari kita memberikan penilaian.

Izinkan saya memaparkan kelebihan Headshot terlebih dahulu. Saya menganggap Headshot berjenis popcorn movie meski deretan penghargaan berhasil diraihnya.  Di L'Etrange Festival Paris 2016, Headshot meraih gelar Grand Prix Nouveau Genre Award di kategori International Feature Film Competition.

Saat diputar perdana di Toronto International Film Festival, Headshot mendapatkan apresiasi lewat tepukan panjang penontonnya. Di dalam negeri sendiri, Headshot diganjar dua penghargaan untuk kategori Penata Suara Terbaik dan Penata Efek Visual Terbaik.

Tentu sederet penghargaan ini saya duga karena Headshot mampu memberikan tensi ketegangan yang stabil. Alur cerita, menurut saya, lumayan kuat dengan bumbu drama yang tak berlebihan. Setidaknya saya tak sempat nglamun seperti saat nonton film Mo Brother sebelumnya, 'Killers.' Atau tidak juga sampai terlalu sering menutup mata seperti 'Rumah Dara'.

Akting yang paling menonjol adalah Sunny Pang, pemeran Lee yang menjadi tokoh antagonis. Sikapnya santai tapi luar biasa sadis. Adegan makan mie sebelum transaksi menunjukan ketenangan seorang penjahat yang elegan, father of hell.


Akting Iko sedikit meningkat dibanding film-filmnya yang lalu. Dia sudah bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, tak lagi kumur-kumur. Wajahnya sudah lebih lentur, tidak disuntik botox seperti akting sebelumnya.

Chelsea Islan juga menarik. Aktingnya tak berlebihan layaknya saat bermain di Dibalik 98. Saya suka perubahan sikapnya dari yang ramah dan lincah ketika masih di rumah sakit menjadi pemarah saat disekap.

Setelah kelebihan, mari kita kulik kekurangannya. Saya agak janggal dengan tata bahasa yang digunakan Chelsea saat Iko masih koma. Naskah dialog kurang alami, seperti berdeklamasi.

Kalau anda berniat menonton Headshot untuk melihat seni bela diri yang indah,lebih baik pulang saja. Dari awal hingga 3/4 film hanya bag big bug tanpa teknik. Iko seperti asal pukul, asal tendang, tidak menggunakan jurus. Mungkin karena lawan mainnya buta bela diri jadi dia menggampangkan. Andai saja ada Yayan "Mad Dog" Ruhiyan jadi lawannya.

Saat final battle melawan Sunny Pang, Iko baru menggunakan teknik bela diri tapi masih juga setengah-setengah. Saya malah mengira gerakan Iko bukan silat nusantara melainkan aliran kungfu dari Tiongkok.

"Wingchun ya itu?" bisik saya kepada suami.
"Bukan, itu silat harimau," jawabnya.

Sampai sekarang, saya tak percaya teknik yang digunakan Iko adalah silat harimau seperti di 'Merantau' atau 'The Raid'. Gerakannya sangat jauh berbeda.

Bagi anda yang bermata jeli, awas ada ranjau sinematografi di tengah film. Saya menemukan kamera bocor saat adegan di hutan. Titik titik air mengumpul di atas kaca kamera hingga menimbulkan bias pelangi.

Kekurangan lainnya, Headshot nampaknya juga kurang riset. Bagaimana mungkin seorang dokter muda atau dokter magang menggunakan jas putih lengan panjang? Seingat saya, jas putih lengan panjang dikenakan dokter spesialis sedangan lengan pendek untuk dokter umum.

Sedangkan dokter muda, ada yang menggunakan jas berlengan panjang namun selutut. Perhatikan jas yang digunakan Ailin, tidak selutut tetapi berlengan panjang. Mengingat statusnya yang magang di pelosok Bangka Belitung, harusnya Chelsea tak menggunakan jas spesialis.

Nah keseimpulannya, film ini memang menghibur dengan ketegangannya tapi tak cukup untuk dianggap mengesankan. Nilai 6,5 secara keseluruhan.

Lantas, apa hubungannya dengan Ra's Al Ghul atau Darth Vader? Begini, entah mengapa saat menyaksikan beberapa adegan di Headshot, saya malah teringat dengan Trilogi Batman-nya Nolan dan Starwars.

Saat adegan di sebuah sumur dan upaya Lee menangkap Ishmael/Abdi, saya teringat adegan antara Ra's Al Ghul dan Batman/Bruce Wayne. Sedangkan saat Lee mengatakan "I am your father", saya malah langsung terpikir adegan antara Darth Vader dengan Luke Skywalker di Starwars.

Sedikit bocoran untuk para lelaki. Ada adegan berantem yang membuat Julie Estelle nampak seksi dengan cleavage-nya.

Selamat menonton.